Siswa
sebagai subyek pembelajaran. Learning empowers students.
7 kebiasaan guru yang efektif
Menjadi
guru saat ini membutuhkan kemampuan beradaptasi dan kemauan untuk berubah.. Di
awal tahun ini marilah memperbaharui niat serta strategi dalam bekerja agar
selalu bisa menyajikan yang terbaik untuk siswa. Dengan judul yang sama, Pak Doug membahas
diblog nya mengenai 7 kebiasaan yang efektif bagi guru. Silahkan melanjutkan
dengan versi yang saya buat.
1. Konsistensi
Saya
setuju hal ini menjadi yang pertama. Saat berada di dalam kelas, integritas
kita selalu menjadi taruhan. Tanpa konsistensi dalam menegakkan peraturan dan
apa yang sduah menjadi kesepakatan di kelas, waktu 45 menit saat kita mengajar,
akan banyak dihabiskan dengan upaya untuk mendiamkan siswa.
Ketika
siswa tidak melihat adanya konsistensi maka mereka tidak hanya akan menunjukkan
sikap yang mencari perhatian, tidak hanya dari guru tetapi juga menunjukkan
perilaku yang tidak baik terhadap teman-temannya bahkan saat guru sedang berada
di depan kelas.
Sebenarnya
tidaklah sulit untuk melakukan hal ini dikarenakan setiap sekolah biasa nya
telah memiliki kebijakan dalam hal ini. Tugas kita sebagai guru hanyalah
menegakkan aturan yang telah ada tanpa melibatkan emosi.
Melihat
segala sesuatu dari cara pandang siswa juga menjadi hal yang harus terus kita
lakukan agar nuansa konsistensi yang kita upayakan benar-benar pas saat
diterapkan pada siswa.
2. Perlakukan
siswa sebagai individual.
Dalam
mengajar, sebuah hubungan antar guru dengan siswa memang haruslah terjalin
dengan baik. Carilah sebanyak-banyak nya informasi mengenai murid anda. Ketika
siswa merasa dekat maka sebagai guru kita sudah berhasil menyingkirkan batas
pribadi antara dua pribadi yang berbeda yaitu guru dan murid. Siswa akan
menghormati kita dari hatinya bukan karena keharusan.
Banyak
sekolah sudah mulai mempersyaratkan jumlah tertentu untuk siswa bisa berada di
dalam satu kelas (misalnya 24 orang). Hal ini menjadikan niatan guru untuk
lebih mengenal siswa akan lebih mudah dilakukan. Apabila kelas anda mempunyai
jumlah murid yang lebih banyak, anda bisa memulai dengan banyak bercerita
mengenai diri anda pribadi, pengalaman serta keluarga anda (tentunya dalam
porsi yang bisa diterima oleh usia murid) agar siswa yang ada dikelas merasa
mengenal anda sebagai guru dengan baik.
3. Jadikan
lingkungan fisik kelas anda sedapat mungkin bernuansa belajar.
Saat
melakukan pengaturan tempat duduk siswa, upayakan membuat siswa bisa belajar
dan bekerjasama dengan teman nya (peer learning). Aturlah tempat duduk siswa
dalam kelompok agar terjadi gerak dan interaksi serta meningkat ketrampilannya
dalam pemecahan masalah. Dengan lingkungan yang demikian siswa merasa asyik dan
bertambah terus keingin tahuannya dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa juga
terlatih kemandiriannya, konsentrasinya dan kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri.
4. Lakukan
lah penilaian terhadap siswa, sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat
Saat
menilai siswa gunakan lah cara yang berbeda-beda. Carilah informasi
sebanyak-banyak nya mengenai hasil kerja siswa (portfolio, melihat pekerjaan
siswa saat dalam proses, observasi, tanya jawab).
Siswa
selalu merasa ingin tahu mengenai pencapaian yang sudah dilakukan. Dengan
menggunakan prinsip menilai siswa dengan baik, akan membantu perkembangan anak
untuk melakukan hal yang terbaik saat belajar.
Adapun
prinsip yang baik dalam menilai siswa adalah;
·
Mempunyai
kriteria yang jelas dan diketahui oleh siswa sebelum dan saat tugas dikerjakan
termasuk keterampilan apa dan pengetahuan apa yang harus dikuasai siswa di
akhir pelajaran.
·
Saat
menilai siswa, jangan selalu minta siswa menghafal hasil pengetahuan
belajarnya, namun gunakan proses penilaian sebagai cara untuk siswa agar bisa
belajar dengan lebih baik lagi
·
Sertakan
selalu kolom refleksi siswa dan evaluasi diri sendiri dalam setiap penilaian
tugas.
·
Fokuslah
pada kualitas hasil pekerjaan atau penampilan siswa serta aspek kekuatan siswa
·
Berikan
umpan balik kepada siswa dalam setiap kesempatan.
·
Jadikanlah
kebutuhan siswa, modalitas belajar, gaya belajar siswa sebagai landasan saat
menilai dan saat membuat penugasan bagi siswa.
·
Perbanyaklah
bukti mengenai hasil kerja siswa yang dapat digunakan untuk memperlihatkan
proses belajar siswa kepada seluruh elemen sekolah (siswa, orang tua, guru,
yayasan dan lain-lain)
·
Usahakan
untuk menilai hal yang pantas dan berharga untuk diketahui oleh siswa (sebagai
contoh; mana yang lebih penting mengetahui tanggal hari lahir koperasi di
Indonesia dibanding mengetahui manfaat koperasi bagi kehidupan masyarakat di
Indonesia)
5. Dapatkan
umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
Banyak
sekolah yang sudah mempunyai cara dan istrumen untuk menilai guru baik kinerja
maupun cara mengajar guru-gurunya. Bagaimana jika mulai untuk;
·
Mendapatkan
umpan balik dari siswa (walaupun terkadang siswa bersikap sopan dan tidak
terbuka dalam menilai)
·
Gunakan
perangkat TIK (video camera) untuk melihat diri anda sendiri saat sedang
mengajar. (perhatikan juga bahasa tubuh anda saat sedang mengajar) ingat
prinsip komunikasi 60% adalah bahasa tubuh anda, 20% nada suara saat anda
berbicara dan hanya 10 % isi dari apa yang anda utarakan.
6. Libatkan
diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal .
Bagi
anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, Sampoerna Foundation Teacher Institute melalui TPSN (teacher principal
sharing network) adalah wadah yang tepat bagi anda untuk berbagi pengetahuan
dengan rekan satu profesi, orang tua serta pemerhati pendidikan.
Anda
juga bisa mulai mengefektifkan gugus atau MGMP sebagai komunitas belajar.
Masih
ingat film the A-Team, guru dimasa sekarang bisa di ibaratkan sebagai pribadi
yang bisa bekerja sama dan punya kemampuan yang unik.
Apabila
anda membaca artikel ini sekarang berarti anda sudah mulai mau berbagi dan
mencari sumber pengetahuan. Buat lah blog dan mari berpartisipasi demi kemajuan
pendidikan di Indonesia.
7. Membuka
diri terhadap kebutuhan siswa
Mulai
lah dari kecerdasan majemuk, sebuah teori milik Howard Gardner.
Teori ini sangat bermanfaat untuk menyadari betapa semua siswa cerdas. Gunakan
strategi belajar kelompok serta strategi lain demi membuka seluruh potensi
terbaik siswa .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar